Bojonegoro Perkuat Ketahanan Bencana: 230 Anggota Kampung Siaga Bencana Resmi Dikukuhkan

admin
Img 20251117 wa0102 copy 768x496

Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro serius meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Sebanyak 230 anggota dari empat wilayah rawan bencana, yaitu Kecamatan Kalitidu, Malo, Trucuk, dan Ngraho, resmi dikukuhkan sebagai bagian dari Tim Kampung Siaga Bencana (KSB) periode 2025–2028.

​Pengukuhan dan Bimbingan Teknis (Bimtek) ini diselenggarakan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Bojonegoro. Pada Senin, (17/11/025). Yang bertempat di Balai Desa Pungpungan, Kalitidu. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Sosialisasi Pembentukan KSB yang telah dilaksanakan pada Februari 2025.

​Bojonegoro dikenal memiliki kerawanan bencana yang kompleks. Wilayah utara yang dilalui Sungai Bengawan Solo rentan terhadap banjir luapan, sementara wilayah selatan dengan kontur berbukit rawan mengalami banjir bandang dan tanah longsor. Selain itu, ancaman kekeringan, puting beliung, dan kebakaran juga menjadi perhatian utama.

Kepala Dinas Sosial, Agus Setyo Hardiyanto, menjelaskan bahwa inisiatif KSB ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan risiko bencana melalui pemanfaatan sumber daya alam dan manusia lokal.

​“Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas, kemampuan, serta pemahaman kepada anggota tim KSB tentang pelaksanaan tugas dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana secara mandiri,” ujar Agus Setyo Hardiyanto.

​Total 230 anggota KSB yang dikukuhkan berasal dari KSB Kecamatan Kalitidu, KSB Ayem Tentrem Kecamatan Malo, KSB Kecamatan Trucuk, dan KSB Kecamatan Ngraho. Sebanyak 75 orang hadir dalam acara pengukuhan, sementara bimbingan teknis diikuti oleh 60 orang di masing-masing KSB. Narasumber dalam bimtek ini melibatkan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bojonegoro sebagai fasilitator.

​Dalam arahannya usai mengukuhkan anggota KSB, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, menekankan pentingnya kemandirian desa dalam menghadapi dualisme musim.

“Dengan dibentuknya KSB ini, desa-desa diharapkan bisa mandiri. Contoh kecil, ketika Bojonegoro menghadapi dua musim, kalau kebanyakan air berarti banjir, kalau kekurangan air berarti kekeringan. Inilah mengapa tim ini dibentuk, agar semua bisa terakomodir,” tegas Wabup Nurul.

​Ia berharap tim KSB dapat bekerja secara maksimal, mampu menyelesaikan potensi kebencanaan sedini mungkin, dan segera menanggulangi dampak bencana yang terjadi.

​“Saya minta kepada semuanya, kita berikhtiar membangun desa bareng-bareng. Diawali dengan niat dan ikhtiar kita, semoga semuanya berkah. Selamat karena Bapak/Ibu yang dilantik ini adalah pilihan dari sekian banyak orang. Maka, tanggung jawab ada di pundak Bapak/Ibu. Kita berikhtiar. Mudah-mudahan Bojonegoro lebih aman, bahagia, makmur, dan membanggakan,” tutupnya. (Pro/Red)

Tinggalkan Balasan