BOJONEGORO – Upaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam mendorong kemandirian ekonomi keluarga kembali digencarkan melalui Program Gayatri. Kamis (20/11/2025).
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya Ayam Petelur untuk para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Pendopo Kecamatan Kedungadem.
Dalam sambutannya, Wabup Nurul Azizah menekankan bahwa keberhasilan program tidak hanya bergantung pada bantuan yang diberikan, tetapi juga pada keseriusan KPM dalam memahami ilmu budidaya yang disampaikan.
Ia meminta para peserta aktif bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
“Bimbingan teknis sudah diberikan. Kalau ada yang tidak jelas, sampaikan. Pemahaman teknis itu penting supaya bantuan tidak sia-sia,” tegasnya.
Wabup juga mengingatkan kejadian kurang menyenangkan di sejumlah kecamatan.
Di Trucuk, bantuan Gayatri baru diterima satu minggu tetapi sudah dijual penerimanya.
Di Dander malah lebih cepat enam hari setelah diterima, bantuan langsung berpindah tangan.
“Ini sangat disayangkan. Bantuan itu untuk mengangkat kesejahteraan, bukan untuk dijual cepat,” ujarnya.
Dia menegaskan agar warga Kedungadem tidak mengulangi kesalahan serupa. Bantuan program ini adalah modal awal untuk meningkatkan pendapatan keluarga, bukan untuk dicairkan instan.
Wabup Nurul juga menjelaskan bahwa Program Gayatri sepenuhnya dibiayai pemerintah pusat. Meski tidak ada pemotongan, ada mekanisme penataan ulang yang menyebabkan daerah harus lebih cermat dalam mengelola anggaran.
“Hal ini penting agar bantuan tetap tepat sasaran dan berjalan efektif,” imbuhnya.
Kepala Bidang Peternakan Disnakkan Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki, menegaskan bahwa Gerakan Peternak Ayam Petelur Mandiri menjadi salah satu program prioritas Pemkab Bojonegoro untuk menekan angka kemiskinan.
Ayam petelur dipilih karena hasilnya cepat dan bisa memberikan pemasukan harian. Produktivitas telurnya stabil, rata-rata mencapai 80 persen.
Setiap KPM menerima, 2 unit kandang, 8 sak pakan (dikirim dua tahap), 54 ekor ayam petelur usia 16 minggu, obat-obatan dan pendampingan teknis, semua ayam juga telah melalui pemeriksaan kesehatan dari dinas.
Program Gayatri tahun ini menyasar 5.000 KPM di 389 desa/kelurahan se-Bojonegoro. Fajar menyebut, dalam bulan pertama para KPM sudah bisa mulai memanen telur dan meneruskan usaha secara mandiri ke depannya.
Bimtek ini memberikan materi lengkap mulai manajemen pakan, perawatan ayam, pencegahan penyakit, hingga manajemen penjualan telur.
Pemerintah berharap program ini tidak hanya menjadi bantuan sekali datang, tetapi benar-benar menjadi sumber pendapatan berkelanjutan dan efektif dalam menekan kemiskinan.
Acara dihadiri sejumlah pejabat, mulai dari Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Staf Ahli Bidang Ekonomi Drs. Sukaemi, M.Si, Kasi Datun Kejari Bojonegoro Mohammad Fatin, Kepala Bidang Peternakan Disnakkan Fajar Dwi Nurrizki, S.STP., MM, Camat Kedungadem Bayudono Margajelita, hingga para kepala desa dan tokoh masyarakat. (Prom/red)












